LINE FOLLOWER
1. Pendahuluan[kembali]
Robot line follower adalah salah satu jenis robot yang dirancang untuk mengikuti jalur yang sudah ditentukan. Jalur tersebut biasanya ditandai dengan garis berwarna kontras di atas permukaan, seperti jalur hitam di lantai putih atau sebaliknya. Konsep dasar dari robot line follower adalah menggunakan sensor untuk mendeteksi perubahan warna di sepanjang jalur, dan kemudian mengubah arah geraknya berdasarkan informasi yang diberikan oleh sensor tersebut.
Robot line follower memiliki berbagai aplikasi yang luas, mulai dari industri otomasi hingga hobi dan edukasi. Mereka digunakan dalam berbagai kontes robotika, pembelajaran pemrograman, dan demonstrasi teknologi otomasi.
Pengembangan robot line follower melibatkan beberapa elemen utama, termasuk perancangan mekanik yang memungkinkan robot untuk bergerak dengan stabil di atas jalur, penggunaan sensor yang tepat untuk mendeteksi jalur, dan algoritma kontrol yang efektif untuk mengarahkan robot sesuai dengan jalur yang diinginkan.
2. Tujuan[kembali]
- Dapat memaham penggunaan line follower dalam kehidupan sehari-hari.
- Dapat membuat rangkaian line follower dengan baik dan benar.
- Memahami komponen-komponen yang akan digunakan.
3. Alat dan Bahan[kembali]
a). Alat
- Power Supply
- DC Voltmeter
- Resistor
- Dioda
- Transistor
- Op-amp
Op Amp IC 741 dapat memberikan penguatan tegangan tinggi dan dapat dioperasikan pada rentang tegangan yang luas, yang menjadikannya pilihan terbaik untuk digunakan dalam integrator, penguat penjumlahan, dan aplikasi umpan balik umum. Ini juga dilengkapi perlindungan hubung singkat dan sirkuit kompensasi frekuensi internal yang terpasang di dalamnya.
Konfigurasi PIN
Spesifikasi:
- Baterai
- Motor DC
- Potensiometer
- Ground
- Relay
- Logicstate
- Sensor Infra Red
- Board Power Supply: 3 – 5 V
- Range: 2cm to 30cm
- Angle: 35 degrees
- Power LED: Illuminates when power is applied
- Obstacle LED: Illuminates when obstacle is detected
- Distance Adjust: Adjust detection distance. CCW decreases distance. CW increases distance.
- VCC : 3V - 12V Power Supply (Can directly connect to 5V or 3.3V micrcontroller)
- GND : Connect to GND
- OUT : Board digital output interface (0 and 1)
- Touch Sensor
- Tegangan kerja: 2v s/d 5.5v (optimal 3v)
- Output high VOH: 0.8VCC (typical)
- Output low VOL: 0.3VCC (max)
- Arus Output Pin Sink (@ VCC 3V, VOL 0.6V): 8mA
- Arus Output pin pull-up (@ VCC=3V, VOH=2.4V): 4mA
- Waktu respon (low power mode): max 220ms
- Waktu respon (touch mode): max 60ms
- Ukuran: 24x24x7.2mm
- GD2P12
- Flame Sensor
- LDR Sensor
- MQ-2 Sensor
Spesifikasi sensor pada sensor gas MQ-2 adalah sebagai berikut:
- Catu daya pemanas : 5V AC/DC
- Catu daya rangkaian : 5VDC
- Range pengukuran : 200 - 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk butane 5000 - 20000ppm untuk methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen
- Keluaran : analog (perubahan tegangan)
4. Dasar Teori[kembali]
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.
Simbol Resistor Sebagai Berikut :
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.
Kapasitas Daya Resistor
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.
Nilai Toleransi Resistor
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.
Jenis-Jenis Resistor
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.
Resistor Kawat (Wirewound Resistor)
Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.
Resistor Arang (Carbon Resistor)
Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.
Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)
Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.
Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor)
Resistor Tetap(Fixed Resistor)
Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap dapat kita temui dalam beberpa jenis, seperti :
- Metal Film Resistor
- Metal Oxide Resistor
- Carbon Film Resistor
- Ceramic Encased Wirewound
- Economy Wirewound
- Zero Ohm Jumper Wire
- S I P Resistor Network
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiridari 2 tipe yaitu :
- Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis
- Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
- Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas dalam artikel yang lain.
- LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.
Jenis-jenis resistor tetap dan variable diatas akan dibahas lebih detil dalam artikel yang lain.
Menghitung Nilai Resistor
Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap daaya besar dan resistor variable.
Kode Warna Resistor
Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :
Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.
Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.
Resistor Dengan 6 Cincin Warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.
Kode Huruf Resistor
Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.
Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
- R, berarti x1 (Ohm)
- K, berarti x1000 (KOhm)
- M, berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
- F, untuk toleransi 1%
- G, untuk toleransi 2%
- J, untuk toleransi 5%
- K, untuk toleransi 10%
- M, untuk toleransi 20%
Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :
Dimana V adalah tegangan, I adalah kuat arus, dan R adalah Hambatan
Seri : Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Paralel: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Jenis dan Simbol Dioda
Seperti penjelasan diatas, Jenis dioda tergantung dari bahan material yang dipakai saat pembuatannya, dibawah ini adalah contoh gambar dan simbol dari jenis-jenis dioda:1. Dioda Silicon
Ie = Ic + Ib
Keterangan :
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector
Ib = Arus Basis
Keterangan :
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector
4. Op-amp
Op Amp IC 741 adalah sirkuit terpadu monolitik, yang terdiri dari Penguat Operasional tujuan umum. Ini pertama kali diproduksi oleh semikonduktor Fairchild pada tahun 1963. Angka 741 menunjukkan bahwa IC penguat operasional ini memiliki 7 pin fungsional, 4 pin yang mampu menerima input dan 1 pin output.
Op Amp IC 741 dapat memberikan penguatan tegangan tinggi dan dapat dioperasikan pada rentang tegangan yang luas, yang menjadikannya pilihan terbaik untuk digunakan dalam integrator, penguat penjumlahan, dan aplikasi umpan balik umum. Ini juga dilengkapi perlindungan hubung singkat dan sirkuit kompensasi frekuensi internal yang terpasang di dalamnya.
Konfigurasi PIN
Spesifikasi:
Jenis-jenis dari op amp itu1. Detektor non inverting Vref= +Rangkaian detektor inverting dengan tegangan input Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref > 0 Volt adalah seperti gambar 69
Dengan menggunakan persamaan (1) maka Vi = V2 dan Vref = V1 sehingga bentuk gelombang tegangan output Vo ( .( ) 1 2 (max) Vo AOL V V ) yang dihasilkan adalah seperti gambar 70Gambar 70 Bentuk gelombang input dan gelombang output Adapun kurva karakteristik Input-Ouput (I-O) adalah seperti gambar 71. Dengan Vi > Vref maka Vo = -Vsat dan sebaliknya bila Vi < Vref maka Vo = +Vsat.
2. Detektor Non Inverting dengan vref =+Rangkaian detektor non inverting dengan tegangan input Vi berupa gelombang segitiga dan tegangan referensi Vref > 0 Volt adalah seperti gambar 78
Gambar 78 Rangkaian detektor non inverting Dengan menggunakan persamaan (1) maka Vi = V1 dan +Vref = V2 sehingga bentuk gelombang tegangan output Vo ( .( ) 1 2 (max) Vo Vsat AOL V V ) yang dihasilkan dengan simulasi multisim adalah seperti
3. Voltage FollowerRangkaian voltage follower atau buf er dimana ACL = 1, adalah seperti pada gambar 129.
Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 maka VO = Vi sehingga 1 i CL V Vo A Bentuk gelombang tegangan input dan gelombang tegangan output adalah sama karena ACL = 1 dan sefasa karena Vi diinputkan ke kaki non inverting seperti pada gambar 130 dan kurva karakteristik I-O seperti
4. Non Inverting Adder AmplifierRangkaian non inverting adder amplifier (pembalik) adalah seperti gambar 127.
Gambar 127 Rangkaian non inverting adder amplifier Dari gambar 127 dengan memakai metoda loop tertutup untuk mencari arus loop sehingga bisa dicari tegangan input Vi. Syarat op-amp ideal adalah Ed = 0 sehingga VA = Vi maka,
5. Non Inverting AmplifierRangkaian non inverting amplifier (tidak membalik) adalah seperti gambar 122, input dimasukkan ke kaki non inverting sehingga tegangan output yang dihasilkan sefasa dengan tegangan input. Untuk mencari turunan penguatan tegangan ACL maka rangkaian dimisalkan dahulu dengan input dc positif, seperti gambar 123.
6. Differential Amplifier
Op Amp IC 741 adalah sirkuit terpadu monolitik, yang terdiri dari Penguat Operasional tujuan umum. Ini pertama kali diproduksi oleh semikonduktor Fairchild pada tahun 1963. Angka 741 menunjukkan bahwa IC penguat operasional ini memiliki 7 pin fungsional, 4 pin yang mampu menerima input dan 1 pin output.
Op Amp IC 741 dapat memberikan penguatan tegangan tinggi dan dapat dioperasikan pada rentang tegangan yang luas, yang menjadikannya pilihan terbaik untuk digunakan dalam integrator, penguat penjumlahan, dan aplikasi umpan balik umum. Ini juga dilengkapi perlindungan hubung singkat dan sirkuit kompensasi frekuensi internal yang terpasang di dalamnya.
Konfigurasi PIN
Spesifikasi:
Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Power supply atau catu daya adalah suatu alat atau perangkat elektronik yang berfungsi untuk merubah arus AC menjadi arus DC untuk memberi daya suatu perangkat keras lainnya. Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan sumber tegangan searah. Power supply/unit catu daya secara efektif harus mengisolasi rangkaian internal dari jaringan utama, dan biasanya harus dilengkapi dengan pembatas arus otomatis atau pemutus bila terjadi beban lebih atau hubung singkat. Bila pada saat terjadinya kesalahan catu daya, tegangan keluaran DC meningkat di atas suatu nilai aman maksimum untuk rangkaian internal, maka daya secara otomatis harus diputuskan.
Simbol di proteus
10). Touch Sensor
- Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Tubuh manusia memiliki Panca Indera yang berfungsi untuk berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Konsep yang sama juga diterapkan pada mesin atau perangkat elektronik/listrik agar dapat melakukan interaksi dengan lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu, berbagai jenis sensor pun diciptakan untuk melakukan tugas tersebut. Salah satu sensor tersebut adalah Sensor Sentuh atau Touch Sensor.
- Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Tubuh manusia memiliki Panca Indera yang berfungsi untuk berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Konsep yang sama juga diterapkan pada mesin atau perangkat elektronik/listrik agar dapat melakukan interaksi dengan lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu, berbagai jenis sensor pun diciptakan untuk melakukan tugas tersebut. Salah satu sensor tersebut adalah Sensor Sentuh atau Touch Sensor.
Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima.
- 12). sensor analog jarak
- 13). Gas sensor
5. Percobaan[kembali]
a) Prosedur[kembali]
- Siapkan alat dan bahan (IR Obstacle, Pot-hg, potensiometer, resistor, ground, transistor, opamp, power supply, lamp)
- Letakkan alat dan bahan tersebut, seperti gambar rangkaian
- Lalu sambungkan baterai ke IR dan op amp
- Lalu sambungkan output IR ke kaki op amp
- Lalu sambungkan kaki op amp satu lagi ke potensiometer
- Lalu sambungkan op amp ke resistor
- Lalu sambungkan resistor ke transistor
- Lalu sambungkan transistor ke relay kaki relay
- Lalu sambungkan relay ke baterai
- Lalu sambungkan baterai ke motor
- Lalu sambungkan ground di bawah rangkaian
- Jalankan simulasinya
- Siapkan alat dan bahan (LDR, pot-hg, potensiometer, dioda, baterai, resistor, ground, transistor, opamp, power supply, motor DC)
- Letakkan alat dan bahan tersebut, seperti gambar rangkaian
- Lalu sambungkan potensiometer ke kaki inverting op amp
- Lalu sambungkan LDR ke kaki non inverting op amp
- Lalu sambungkan op amp ke transistor
- Lalu sambungkan kaki relay ke collector transistor
- Lalu sambungkan relay ke baterai
- Lalu sambungkan baterai ke motor Dc
- Lalu sambungkan motor Dc ke relay
- Lalu sambungkan ground di bawah rangkaian
- Jalankan simulasinya
- Siapkan alat dan bahan (flame sensor, potensiometer, dioda, baterai, resistor, ground, transistor, opamp, power supply, motor DC)
- Letakkan alat dan bahan tersebut, seperti gambar rangkaian
- Lalu sambungkan pot yang diatasnya power dan dibawahnya ground ke testpin pada sensor
- Lalu sambungkan ground ke GND pada sensor
- Lalu sambungkan generator dc ke Vcc pada sensor
- Lalu sambungkan induktor ke out pada sensor
- Lalu sambungkan induktor ke kapasitor
- Lalu sambungkan induktor ke resistor
- Lalu sambungkan resistor ke kaki inverting opamp detektor
- Lalu sambungkan ke resistor
- Lalu sambungkan resistor ke transistor
- Lalu sambungkan transistor ke dioda
- Lalu sambungkan dioda ke relay
- Lalu sambungkan kaki relay ke baterai dan fan
- Lalu sambungkan ground di bawah rangkaian
- Kemudian masukkan library ke sensor
- Jalankan simulasinya
- Siapkan alat dan bahan (Touch sensor, potensiometer, resistor, ground, transistor, opamp, power supply, lamp)
- Letakkan alat dan bahan tersebut, seperti gambar rangkaian
- Lalu sambungkan power supply ke touch sensor
- Lalu sambungkan output touch sensor ke kaki op amp
- Lalu sambungkan kaki op amp satu lagi ke potensiometer
- Lalu sambungkan op amp ke resistor
- Lalu sambungkan resistor ke transistor
- Lalu sambungkan transistor ke relay kaki relay
- Lalu sambungkan relay ke baterai
- Lalu sambungkan baterai ke motor
- Lalu sambungkan ground di bawah rangkaian
- Jalankan simulasinya
- Siapkan alat dan bahan (MQ-5, potensiometer, dioda, baterai, resistor, ground, transistor, opamp, power supply, motor DC)
- Letakkan alat dan bahan tersebut, seperti gambar rangkaian
- Lalu sambungkan potensiometer ke kaki inverting op amp
- Lalu sambungkan LDR ke kaki non inverting op amp
- Lalu sambungkan op amp ke transistor
- Lalu sambungkan kaki relay ke collector transistor
- Lalu sambungkan relay ke baterai
- Lalu sambungkan baterai ke fan
- Lalu sambungkan fan ke relay
- Lalu sambungkan ground di bawah rangkaian
- Jalankan simulasinya
b) Rangkaian simulasi [kembali]
Robot line follower adalah robot yang dapat bergerak mengikuti garis yang membentuk suatu lintasan, dimana garis umunya berwarna hitam
Sensor Infrared
Sensor Touch
(PRINSIP KERJA) Ketika sensor menerima sentuhan yang ditandai dengan tespin berlogika 1, maka sensor akan aktif, kemudian sensor menghasilkan tegangan keluaran sebesar 5 volt. Tegangan keluaran dari sensor, akan digunakan sebagai tegangan input untuk op amp yang dihubungkan dengan kaki non inverting amplifier sebesar 5 vol. Sementara pada kaki inverting dihubungankan dengan tegangan keluaran dari op amp dan dengan 2 buah resistor. kemudian tegangan yang masuk akan dikuatkan sebesar Vo= (Rf/Ri+1)Vin jadi Vo=(10/10+1)5 . adi tegangan keluarannya sama dengan 10 volt, setelah itu diteruskan ke R7, diterukasn ke transistor, transistornya on tegangan VBEnya 0,83 atau > 0,7, karna transistornya on maka ada arus dari suplay 12 volt lewat relay masuk ke kaki collector terus ke emitor dan terakhir ke ground, dan ada juga arus mengalir ke R19 lalu ke base lalu ke emitor dan berakhir di ground, karna relay dapat arus, maka membentuk kumparan dan meghasilkan medan magnet, karena adanya medan magnet ini sehingga dapat menarik switch dari kanan ke kiri, sehingga rangkaian pada output menjadi rangkaian tertutup dan arus dapat mengalir, kemudian motor akan bergerak
Sensor Cahaya
(PRINSIP KERJA) Ketika sensor cahaya tidak mendeteksi adanya cahaya atau cahaya menjauhi sensor maka resistansi LDR akan meningkat sehingga arus yang mengalir kecil. Maka, tegangan akan masuk menuju kaki non inverting sebesar 0,83 volt. Sementara pada kaki inverting dihubungkan dengan potensiometer dan memiliki tegangan sebesar 0,65 volt. Dimana untuk tegangan keluaran dari op amp didapat dengan menggunakan rumus Vo = ED x AOL, AOLnya sangat besar, ED = kaki non inverting – kaki inverting= 0,83 – 0,65 = 0,15 , jadi Vo= 0,15 x sangat besar = 11 atau plus saturasi (mendekati positif saturasi), diteruskan ke R15, diteruskan ke transistor, transistornya on tegangan VBEnya 0,7 karna transistornya on maka ada arus dari suplay 5 volt lewat relay masuk ke kaki collector terus ke emitor, ke R4 dan trakhir ke ground, karna relay dapat arus maka membentuk kumparan dan meghasilkan medan magnet, karena adanya medan magnet ini sehingga dapat menarik switch dari kanan ke kiri, sehingga rangkaian pada output menjadi rangkaian tertutup dan arus dapat mengalir, kemudian bisa menghidupkan lampu
Sensor Gas
(PRINSIP KERJA) Ketika sensor mendeteksi adanya asap, ditandai dengan tespin berlogika 1, maka sensor akan aktif, kemudian sensor menghasilkan tegangan keluaran sebesar 5 volt. Tegangan keluaran dari sensor, akan digunakan sebagai tegangan input untuk op amp yang dihubungkan dengan kaki non inverting amplifier sebesar 0,83 volt. Sementara pada kaki inverting dihubungankan dengan potensiomter dengan tegangan 0,65 volt serta dengan 2 buah resistor. kemudian karena menggunakan op amp dengan jenis diffensial amplifier, dimana untuk voutnya = v pada non inverting – v pada inverting maka didapat tegangan keluaran op amp sebesar 2,5 volt, setelah itu diteruskan ke R20, diterukasn ke transistor, transistornya on tegangan VBEnya 0,79 atau > 0,7, karna transistornya on maka ada arus dari suplay 12 volt lewat relay masuk ke kaki collector terus ke emitor, R11 dan terakhir ke ground, karna relay dapat arus, maka membentuk kumparan dan meghasilkan medan magnet, karena adanya medan magnet ini sehingga dapat menarik switch dari kanan ke kiri, sehingga rangkaian pada output menjadi rangkaian tertutup dan arus dapat mengalir, kemudian kipas akan hidup atau berputar
Sensor Flame
(PRINSIP KERJA) Ketika sensor mendeteksi adanya percikan api yang ditandai dengan tespin berlogika 1, maka sensor akan aktif, kemudian sensor menghasilkan tegangan keluaran sebesar 5 volt. Tegangan keluaran dari sensor, akan digunakan sebagai tegangan input untuk op amp yang dihubungkan dengan kaki non inverting amplifier sebesar 5 volt. Sementara pada kaki inverting dihubungankan dengan ground. kemudian karena menggunakan op amp dengan jenis voltage follower, dimana tegangan input = tegangan output, maka didapat tegangan keluaran op amp sebesar 5 volt, setelah itu diteruskan ke R9, diterukasn ke transistor, transistornya on tegangan VBEnya 0,79 atau > 0,7, karna transistornya on maka ada arus dari suplay 12 volt lewat relay masuk ke kaki collector terus ke emitor dan terakhir ke ground, dan ada juga arus mengalir ke R6 lalu ke base lalu ke emitor dan berakhir di ground, karna relay dapat arus, maka membentuk kumparan dan meghasilkan medan magnet, karena adanya medan magnet ini sehingga dapat menarik switch dari kanan ke kiri, sehingga rangkaian pada output menjadi rangkaian tertutup dan arus dapat mengalir, kemudian motor akan berhenti
Sensor Jarak
(PRINSIP KERJA) Ketika sensor mendeteksi tidak adanya benda berjarak kecil dari 21 cm maka sensor akan aktif, Maka, tegangan akan masuk menuju kaki non inverting sebesar 0,64 volt. Sementara pada kaki inverting dihubungkan dengan potensiometer dan memiliki tegangan sebesar 0,65 volt. Dimana untuk tegangan keluaran dari op amp didapat dengan menggunakan rumus Vo = ED x AOL, AOLnya sangat besar, ED = kaki inverting – kaki non inverting= 0,65 – 0,64 = 0,01 , jadi Vo= 0,01 x sangat besar = 11 atau plus saturasi (mendekati positif saturasi),diteruskan ke R10, diterukasn ke transistor, transistornya on tegangan VBEnya 0,77 atau >0,7, karna transistornya on maka ada arus dari suplay 12 volt lewat relay masuk ke kaki collector terus ke emitor, R14, dan trakhir ke ground, dan ada juga arus mengalir ke R13 lalu ke base lalu ke emitor dan berakhir di ground. , karna relay dapat arus, maka membentuk kumparan dan meghasilkan medan magnet, karena adanya medan magnet ini sehingga dapat menarik switch dari kanan ke kiri, sehingga rangkaian pada output menjadi rangkaian tertutup dan arus dapat mengalir, kemudian motor akan berputar
c) Video Simulasi [kembali]
6. Download File[kembali]
- Download File Rangkaian (klik disini)
- Download Video Penjelasan Sensor LDR (klik disini)
- Download Video Penjelasan Sensor Infrared (klik disini)
- Download Video Penjelasan Sensor Touch (klik disini)
- Download Video Penjelasan Sensor Jarak (klik disini)
- Download Video Penjelasan Sensor Gas (klik disini)
- Download Video Penjelasan Sensor Flame (klik disini)
- Download Library Infrared Sesor (klik disini)
- Download Library Touch Sensor (klik disini)
- Download Library Flame Sensor (klik disini)
- Download Library MQ-2 Gas Sensor (klik disini)
- Download Datasheet Resistor (klik disini)
- Download Datasheet Transistor P2N2222A (klik disini)
- Download Datasheet Transistor 2N1711 (klik disini)
- Download Datasheet Opamp 741 (klik disini)
- Download Datasheet Potensiometer (klik disini)
- Download Datasheet Dioda (klik disini)
- Download Datasheet Relay (klik disini)
- Download Datasheet Motor DC (klik disini)
- Download Datasheet Baterai (klik disini)
- Download Datasheet Touch Sensor (klik disini)
- Download Datasheet Infrared Sensor (klik disini)
- Download Datasheet Flame Sensor (klik disini)
- Download Datasheet MQ-2 Gas Sensor (klik disini)
- Download Datasheet Sensor Jarak (klik disini)
- Download Datasheet Sensor LDR (klik disini)
Komentar
Posting Komentar